kalimat thayyibah

BAB I

PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah

Dalam pergaulan sehari–hari antara kita sesama manusia, agar hubungan ini berjalan dengan baik tntu ada aturan yang harus kita jalankan, bagi kita umat Islam tata cara bergaul tersebut telah diatur dalam al-Quran dan Sunnah Rasulllah SAW. termasuk ketika kita menghadapi suatu keadaan baik itu suka atau duka, kita harus tetap mengingat Allah SWT. dengan mengucapkan kalimat-kalimat thayyibah. Ketika kita merasakan suka kita tidak dianjurkan untuk terlalu berlebihan dalam mengungkapkan rasa bahagia itu. Begitupun ketika kita merasakan duka, kita tidak diperbolehkan untuk mengeluh apalagi sampai menghujat Allah SWT. ketika kenyataan yang kita hadapi tidak sesuai keinginan dan harapan. Karena sesungguhnya apapun yang terjadi di muka bumi ini telah menjadi kehendak-Nya, dan apapun yang terjadi pada makhluk-Nya itu adalah yang terbaik, Allah SWT. selalu memiliki rencana lain yang mungkin itu merupakan yang terbaik dari semua harapan dan keinginan makhluk-Nya.
Kalimat-kalimat thayyibah ini bukan tanpa arti, melainkan memiliki arti yang tajam maknanya. Ini dapat terjadi andai kita tahu kapan kalimat-kalimat ini harus kita ucapkan. Dengan selalu mengucapkan kalimat-kalimat yang baik dan dapat menempatkannya sesuai keadaan yang dihadapi maka kita sudah termasuk hamba-Nya yang bersyukur atas nikmat apapun yang telah Allah SWT. berikan kepada kita.
Dalam kehidupan sehari-hari hendaknya kita senantiasa mengingat Allah SWT. dengan berdzikir serta memuji-Nya dengan kalimat-kalimat thayyibah. Namun banyak terjadi pada kehidupan kita, jarang sekali kita mengucapkan kalimat-kalimat ini. AIlah SWT. merupakan satu-satunya Tuhan yang wajib disembah, dipuja, ditakuti, dan dicintai terutama oleh kita sebagai Umat Islam. Ketika kita membaca kalimat-kalimat ini, maka resapkanlah ke dalam hati setelah kita meresapkannya, berarti kita telah mengumandangkan kemerdekaan sebagai seorang hamba, lepas dari perbudakan terhadap setan dan hawa nafsu. Kita beribadah hanya kepada Allah semata.

B. Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Kalimat Thayyibah?
2.    Apa saja macam-macam Kalimat Thayyibah?
3.      Bagaimana manfaat dan kegunaan Kalimat Thayyibah?
C.    Tujuan dan Kegunaan Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian Kalimat Thayyibah
2. Untuk mengetahui manfaat dan kegunaan Kalimat Thayyibah
3.  Untuk mengetahui macam-macam Kalimat Thayyibah serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimat Thayyibah

Kalimat Thayyibah secara bahasa adalah perkataan yang baik.  Dalam Islam, Kalimat thayyibah adalah setiap ucapan yang mengandung kebenaran dan kebajikan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Serta mengandung  aneka perbuatan ma'ruf dan pencegahan dari perbuatan Rasulullah menyukai umatnya yang berkata baik. Seseorang yang terbiasa berkata baik berarti menunjukkan ia mempunyai akhlak yang terpuji atau akhlaq mahmudah.Seseorang yang terbiasa berbicara kotor dan suka memaki berarti menunjukkan ia mempunyai akhlak yang tercela atau akhlaq mazmumah.
Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
صَدَقَةٌ الطَّيِّبَةُ الكَلِمَةُ
Artinya: Kalimat thayyibah itu adalah sedekah (H.R: Bukhari)
Kalimat thayyibah ialah kata-kata yang mengandung arti mengagungkan Allah. Seseorang yang terbiasa mengucap kalimat thayyibah dalam kondisi apapun baik senang ataupun susah akan disayang Allah.


1. Laa ilaaha illallaah
laa ilaaha illallaah adalah kalimat yang menghalangi pengamalnya dari api neraka. ia adalah benteng yang sangat kokoh dari siksa Allah SWT. ia adalah kalimat yang dapat membawa kenikmatan pengamalnya di alam kubur, menjaganya dari gelapnya kubur, zalimnya kubur, dan dari siksa kubur. ia adalah simpanan dari simpanan-simpanan surga. ia juga adalah harta dan kebaikan yang abadi.kalimat laa ilaaha illallaah itulah yang membangkitkan pemiliknya di hari kiamat dalam keadaan wajahnya laksana bulan purnama.
sebagaimana kalimat laa ilaaha ilallaah itu menjadi pembuka, ia juga adalah penutup. posisinya sebagai kalimat pembuka karena ada sabda Nabi SAW: “aku diperintah unuk memerangi manusia, sehingga mereka mengucapkan laa ilaaha illallaah.” asapun makna laa ilaaha illallaah sebagai kalimat penutup adalah karena ia sebagai penutup amal ketika meninggal.  barang siapa yang mengakhiri hidupnya dengan mengucapkan kalimat laa ilaaha ilallaah maka ia termasuk orang yang bahagia. dalam hadits lain di jelaskan:  “barang siapa yang akhir ucapannya ketika meninggal adalah kalimat laa ilaaha illallaah wahdah laa syarika lah, maka di hapusah segala dosa dan kesalahan yang sebelumnya” (HR. AbuYa’la dari Ibnu Umar).
Allah berfirman “Allah meneguhkan hati orang-orang yang beriman dengan ucapan yang kokoh dalam kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.” (Q.S. Ibrahim:27).
Atas dasar itu, kita dapat menyimpulkan bahwa zikir yang paling utama dan palig agung adalah ucapan laa ilaaha illallaah, memperbanyak mengucap kalimat thayyibah dapat menghilangkan kebingungan, bencana dan kesedihan baik di dunia maupun di akhirat.
 kadang-kadang terjadi goncangan pada diri seseorang karena kurangnya rasa iman, memang secara teoritis, iman dapat bertambah dan dapat berkurang. tidak jarang juga hati seseorang terjajah oleh kezaliman, bahkan merasa dalam posisi terabaikan bahkan jauh dari tuhan. dalam keadaan seperti ini hendaklah ia kembali kepada tuhannya dan memperbanyak mengucapkan kalimat thayyibah, sebab kalimat thayyibah dapat memperbaharui iman dan membawa hatinya kepada tuhan, juga dapat menghilangkan kezaliman yang mengalahkannya, sehingga ia dapat kembali pada kondisi yang lebih baik, seperti semula. Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah SAW. bersabda : “perbaharuilah iman kamu sekalian”. ditanya: “ya Rasulullah bagaimana cara memperbaharui iman itu?” Rasulullah menjawab “perbanyaklah mengucapkan laa ilaaha illallaah”.
Abdullah bin Umar meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “ingatlah! perlu kami sampaikan kepadamu sekalian wasiat Nabi Nuh kepada anaknya?” para sahabat menjawab: tentu, Ya Rasulullah”. Rasulullahbersabda “Nuh berwasiat kepada Anaknya:  “wahai anakku, aku berwasiat kepadamu dengan ucapan laa ilaaha illallaah. sesungguhnya kalau kalimat itu disimpan di satu timbangan, lalu langit dan bumi di simpan pada timbangan yang lain, tentu kalimat thayyibah akan mengungguli keduanya. seaindainya kalimat thayyibah itu besi, aku akan memecahkannya dan memotong-motongnya sehingga ia hanya khusus untuk Allah” (HR. Al-Bazzar dan Nasai).
Terkadang orang menduga bahwa dengan mengucapkan kalimat laa ilaaha illallaah sudah cukup untuk masuk surga dan selamat dari api neraka. anggapan ini tidak benar. hal yang benar adalah barang siapa yang mengucapkan kalimat tersebut sesuai dengan haknya, maka ia termasuk ahli surga, lalu, apakah hak kalimat tersebut? Rasulullah pernah menjawabnya: Haknya adalah memunaikan segala yang di fardukan, menjauhi dosa-dosa besar, dan taat kepada Rasulullah SAW. dalam segala apa yang dibawanya. barang siapa tidak menunaikan hak-hak itu, maka mengucapkan kalimat thayyibah tidak akan menghalanginya dari masuk neraka, hanya ia tidak akan kekal di dalamnya.
2. Basmalah
Nabi Muhammad SAW. bersabda: “bila seorang guru berkata kepada anak kecil, katakanlah bismilllahir rahmannir rahim, lalu anak tersebut membaca bismilllahir rahmannir rahim, maka Allah akan memberi keselamata bagi anak itu, keselamatan bagi kedua orangtuanya, dan keselamatan bagi gurunya.
Imam al Askari berkata, “Barang siapa dari pengikut kami yang meninggalkannya (Basmalah) maka Allah mengujinya dengan sesuatu yang tidak menyenangkan, sehingga ia tidak lupa untuk bersyukur dan memuji-Nya.” dikatakan juga bahwa seseorang yang menulis bismilllahir rahmannir rahim dengan tulisan yang indah, maka wajib baginya untuk mendapatkan surga.
ketika seseorang mulai bekerja atu beraktifitas dengan menyebut nama Allah SWT. dengan mengucapkan bismilllahir rahmannir rahim, makapada hakikatnya ia menampakan ketidak mampuan dan kebutuhan/ketergantungannya kepada Allah yang maha besar. menyebut nama Allah SWT. diawal aktivitas hidup kita sejatinya adalah memohonmemohon kepada zat yang mahakuasa atas segala sesuatu.
Basmalah adalah Hakikat nama Allah yang maha agung (Ismullah al A’zham)basmalah adalah nama Allah yang paling agung dan yang paling besar. seluruh penamaan bermura ke nama ini dan tahap-tahapannya bahkan seruh penamaan yang disebut untuk membuka suatu perbuatan seperti makan dan minum merupakan refleksi atau tanda dari nama yang mutlak ini.
3. Allahu akbar wa lillahi Al-hamd
Kata ini memuat petunjuk-petunjuk, isyarat-isyarat, dan makna-makna yang tidak ada jalan bagi kita untuk menghimpun semua dalam lembaran-lembaran ini. Apa yang terkandung di dalam kalimat "Allah mahabesar" sangat banyak diantaranya adalah :
a. Allah mahabesar dari seluruh mahluknya.
b. Allah mahabesar dari semua orang yang besar dan mengaku dirinya besar.
c. Allah mahabesar dari harapan-harapan dan kesedihan-kesedihan kita.
d. Allah mahabesar dari semua potensi kaum muslimin meskipun potensi itu sudah menyatu dalam satu orang.
Adapun makna yang terkandung dalam kata "hanya bagi Allah segala puji" juga banyak, diantaranya adalah:
Itu merupakan kata orang-orang yang mengikhlaskan semuanya hanya untuk Allah SWT. Kata al-hamd itu bersinonim dengan kata ats-tsand yang yang berati pujian. Kalimat walillahil hamd itu berarti, hanya bagi Allah SWT. segala puji dan seluruh sifat utama yang pantas bagi-Nya. al-hamd (pujian) lebih khusus darioada al-madh (pujian) dan asy-syukr (syukur), karena al-madh (pujian) itu secara fitrah, seperti tinggi badan seseorang dan kekutannya, atau adanya secara muktasabah (sesuatu yang bisa di usahakan), seperti memuliakan dan mengajarkan.
Sementara syukur hanya di ucapkan ketika membalas sebuah kenikmatan. Jadi setiap syukur adalah pujian. Al-hamd (pujian) itu adanya di dalam sifat-sifat yang bisa diusahakan, bukan hal yang fitrah. Demikian setiap syukur adalah pujian, tapi tidak setiap pujian adalah syikur. Memuji Allah SWT. menggunakan kata al-hamd merupakan tuntutan syariat.
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Ibnu Malik r.a. dia berkata bahwa Rasulullah Saw. Bersabda:
"Tidaklah Allah memberikan suatu nikmat kepada hamba-Nya kemudian dia mengucaokan "alhamdulillah" melainkan apa yang dia lakukakan lebih utama dariapada apa yang ia terima.
Diriwayatkan oleh Tirmidzi dalam Nawadi Al-Ushul dari Anas dia berkata "bahwa Rasulullah Saw.bersabda :
Seandainya dunia dengan segala kenikmatannya ada ditangan salah seorang umatku kemudian dia mengucaokan Alhamdulillah maka kalimat ini lebih baik daripada semua itu."
Ketika menafsirkan kalimat alhamdulillah, syaqiq bin Ibrahim mengatakan, "kalimat itu ada tiga penafsiran, yaitu:
1. Ketika Allah SWT. memberimu suatu anugera, hendaknya kamu mengetahui siapayang telah memberimu.
2. Hendaknya kamu ridha dengan apa yang Allah SWT. berikan kepadamu.
3. Selama kekuatan Allah SWT. Ada di dalam jasadmu, hendaknya kamu tidak bermaksiat kepada-Nya.
Maka segala puji bagi Allah SWT. atas kegembiraan dan kesedihan. Kita tidak tau dimana kebaiian kita, apakah di saat gembira atau di saat sedih. Segala puji bagi Allah SWT. atas segala keberhasilan dan bimbingan dalam amal apapun yang dilakukan seorang muslim.
Segala puji bagi Allah SWT. atas nikmat islam, nikmat akal, dan nikmat-nikmat yang lain yang kita tidak akan dapat mwnghitungnya, baik nikmat lahir maupun nikmat batin.
4. TASBIH ( Subhanallah)
Kalimat Tasbih yang artinya, “Maha Suci Allah” dimaksudkan untuk mengakui kesucian Allah SWT. dari segala hal yang tidak layak bagi-Nya. Bacaan tasbih ini juga untuk mengakui bahwa Allah SWT. suci dari segala kekurangan. Kalimat Tasbih juga sering kali diucapkan ketika kita melihat sesuatu yang luar biasa yang Allah ciptakan.
Dari Sa’ad r.a., dia berkata: Kami di sisi Rosulullah SAW., lalu beliau bersabda:“Apakah seseorang di antara kamu tidak mampu mendapatkan seribu kebaikan setiap hari?” Salah seorang diantara yang duduk bertanya:“Bagaimanakah seseorang diantara kita bisa memperoleh seribu kebaikan (dalam sehari)?” Rasulullah SAW bersabda:“Hendaklah dia membaca:“Maha Suci Allah” ….jika dibaca seribu kali, maka ditulis seribu kebaikan baginya atau seribu kejelekan dihapus.” (HR. Muslim 4/2073)
Kegunaan Bacaan Tasbih adalah:
a.   Mengakui kesucian Allah SWT. yang terbebas dari segala hal yang dipersekutukan oleh kaum kafir.
b.  Sebagai pengingkaran terhadap sifat-sifat buruk yang dituduhkan oleh orang-orang kafir
c.   Menyatakan kekaguman terhadap ciptaan Allah SWT. dan terhadap apa yang ditetapkan Allah SWT.
d.       Menyatakan rasa syukur dengan mengagungkan nama Allah SWT.

5.      TAHLIL (laailahaillah)
Kalimat Tahlil yang artinya, “Tiada Tuhan selain Allah” dimaksudkan untuk mengakui keesaan Allah SWT., sebagai penafian terhadap ilah-ilah yang lain, dan penegasan bahwa hanya Allah SWT. satu-satunya Dzat yang berhak untuk diibadahi. Sungguh, Allah SWT. adalah Dzat yang sama sekali tidak membutuhkan siapa pun. Dia Maha Kuasa. Tiada Tuhan selain Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda: “Seutama-utama dzikir ialah laa ilaaha illallaah, dan seutama-utama doa adalah alhamdulillâh.”
(HR. Ibnu Majah).
Kalimat Tarji’ yang artinya, “sesungguhnya kita milik Allah dan sesungguhnya kita akan kembali pada-Nya”  diucapkan ketika kita mendapat musibah. Kalimat ini biasa diucapkan saat ada di antara keluarga, teman, kerabat, tetangga, maupun orang lain meninggal dunia, dapat juga diucapkan ketika kita terkena halangan atau rintangan. Dengan mengucapkan kalimah tarji’ berarti kita telah bersabar dan ikhlas dengan apa yang telah ditentukan Allah.
Rasulullah telah bersabda :”Tidaklah seorang hamba terkena musibah kemudian ia berdoa, “sesungguhnya kita milik Allah dan sesungguhnya kita akan kembali pada-Nya, ya Allah berilah pahala dalam musibah ini dan berilah aku ganti  yang lebih baik daripadanya,” kecuali Allah akan memberikan pahala dalam musibahnya dan Allah memberi ganti yang lebih baik daripadanya.”(H.R. Muslim No. 1526). 
7.      ISTIGHFAR (Astagfirallah)
Kalimat istighfar yang artinya, “Saya memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung” dimaksudkan sebagai ungkapan memohon ampun kepada Allah SWT. Sungguh, setiap dari kita tidak ada yang terlepas dari dosa sama sekali, baik dosa besar maupun kecil. Oleh karena itu, hendaknya kita sering berdzikir kepada Allah Swt. dengan bacaan istighfar.
Sungguh Maha Suci Allah Yang Maha Sempurna. Setelah Dia menciptakan manusia sebagai makhluk hidup yang secara sunnatullah bisa berbuat khilaf, sekaligus Dia menyediakan 'obat' bagi kekhilafan tersebut. Bagi mereka yang pandai meminum obat ini, maka mereka tak akan terserang penyakit hati yang lebih serius. Allah Maha Pengampun, terutama bagi siapapun yang segera bertaubat dan sadar setelah berbuat kekhilafan. Umat Islam harus membasahkan bibir mereka dengan Istighfar ini, sehingga noda-noda dosa yang sempat menempel sedikit demi sedikit setiap hari tidak segera menompok menjadi noktah hitam yang tebal. Semakin banyak noda-noda ini, akan menjadi semakin sulit untuk menghilangkannya. Maka benarlah bahawa kebanyakan kesalahan besar bermula dari kekeliruan-kekeliruan kecil yang tidak dibenarkan. Sayangnya, seringkali manusia terlambat menyedari kekhilafannya itu. Untuk menghindari kelambatan taubat, maka dianjurkan untuk istiqamah mengucapkan zikir ini setiap hari, terutama setelah shalat, walau dirasakan tak ada kesalahan yang diperbuat. Rasulullah SAW. sendiri, yang sudah dijamin ma'sum, (terpelihara dari dosa), dalam sehari mengucap Istighfar sekurang-kurangnya 70 kali.

8.      INSYA ALLAH 
Kalimat Insya Allah yang artinya, “Jika Allah menghendaki” diucapkan ketika seseorang berniat hendak melakukan sesuatu di masa yang akan datang. Zikir ini akan mengingatkan kita, bahwa kehendak Allah SWT. adalah di atas segalanya. Tak seorangpun mengetahui apa yang akan terjadi detik setelah ini. Itu sebabnya, tak akan pernah ada janji yang dapat dipenuhi secara pasti oleh manusia, kecuali dengan menambahkan kalimat, Insya Allah.
Sayangnya, banyak orang mempergunakan kalimat ini secara keliru, hingga berkembang anggapan bahwa kalimat mulia ini diucapkan sebagai kelonggaran untuk tidak menepati janji.Perbuatan umum ini banyak menggejala dalam sebagian masyarakat, sehingga membuat banyak orang dapat memandang negatif kalimat ini. Sudah menjadi tanggung jawab kita bersama, Kaum Muslimin, untuk meluruskan pandangan ini. Dimulai dengan diri kita sendiri. Mari kita buktikan bahwa ucapan Insya Allah bukan berarti niat untuk melanggar, akan tetapi sebagai ikatan janji yang sudah pasti akan ditepati secara logika manusia, disertai tawakkal kepada Allah SWT.
9.      HAUQALAH
Kalimat Hauqalah adalah ucapan zikir yang merupakan pengakuan terhadap kefanaan manusia dan kekuasaan Allah SWT. ini diucapkan ketika seseorang mengambil keputusan (berazam). Kalimat Thayyibah ini adalah pancaran dari sikap tawakal seseorang. Setelah dipertimbangkan dengan sewajarnya dan keputusan diambil, kita hendaklah bertawakkal kepada Allah SWT., yang dinyatakan dalam sikap menerima resiko apapun yang akan terjadi nanti akibat keputusan tersebut. (QS Ali Imran:159).
Abu Musa al-Asy’ari berkata, “Pada suatu ketika Nabi menaiki suatu pendakian. Ketika seorang lelaki sampai ke puncaknya, berserulah lelaki itu dengan ucapan yang keras, ‘La ilaha illallahu wallahu akbar.’ Mendengar itu, Nabi Muhammad SAW. bersabda kepada Abu Musa, ‘Kamu sebenarnya tiada menyeru orang yang jauh darimu.’ Sesudah itu, Nabi Muhammad SAW. bersabda, ‘Apakah tidak lebih baik aku tunjukkan kepadamu suatu kalimat dari perbendaraan surga?’ Abu Musa menjawab, ‘Baik ya Rasulullah.’ Maka Nabi Muhammad SAW. bersabda, ‘Kalimah itu adalah: Kalimat Hauqalah yang artinya, “Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

10.      TAHMID/HAMDALAH  (Alhamdulillah)
Kalimat Tahmid yang artinya “Segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam” diucapkan setiap mengakhiri suatu perbuatan atau setiap mendapatkan anugerah dari Allah SWT. Allah SWT. menjanjikan dua hal bagi orang yang mendapat nikmat dengan penambahan dan penyiksaan bagi yang tidak bersyukur “Jika kamu bersyukur maka Aku akan tambah nikmat kamu tetapi jika kamu kufur maka azabku amatlah pedih” (QS Ibrahim 7).
Rosulullah saw, bersabda: “Apabila kamu ucapkan,‘Alhamdulillahi robbil alamin’, berarti engkau telah bersyukur kepada Allah, dan Dia niscaya akan menambahkan nikmat-Nya kepadamu.”
Tahmid dibaca juga ketika bersin. Seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi Muhammad SAW. pernah bersabda,“Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan benci terhadap menguap. Maka apabila ia bersin, hendaklah ia memuji Allah (dengan mengucapkan ‘Alhamdullillah’). Dan merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mendengarnya untuk mendoakannya. Adapun menguap, maka ia berasal dari setan. Hendaklah setiap muslim berusaha untuk menahannya sebisa mungkin, dan apabila mengeluarkan suara ‘ha’, maka saat itu setan menertawakannya.” (HR Bukhari)
Bacaan hamdalah atau tahmid diucapkan setiap mengakhiri pekerjaan atau setiap mendapatkan anugerah dari Allah Swt. Bacaan hamdalah ini dimaksudkan sebagai rasa syukur kepada Allah Swt. Sungguh, penting bagi kita untuk bersyukur kepada Allah Swt. agar semakin ditambah nikmat yang diberikan kepada kita.
Keutamaan bacaan tahmid adalah:
a. Meyakinkan diri bahwa segala sesuatu terjadi karena pertolongan Allah SWT.
b.  Jika sesuatu yang terjadi itu kurang baik namun tetap disyukuri, maka akan tetap terasa nikmat, dibandingkan jika sesuatu yang terjadi itu lebih buruk lagi.
c.  Jika sesuatu yang terjadi itu lebih baik dan juga disyukuri, maka kenikmatan yang dirasakan akan berlipat ganda. 

BAB lll

PENUTUP

Kesimpulan

Kalimat thayyibah mengandung arti kalimat-kalimat yang baik yang berisi tentang ungkapan zikir kepada Allah. Yang dimaksud dengan “kalimat thoyyibah” dalam ayat tersebut adalah kalimat tauhid, yaitu segala  ucapan yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah kemungkaran. Kalimat thayyibah adalah setiap ucapan yang mengandung kebenaran dan kebajikan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Ucapan yang baik, sangat dipengaruhi oleh pribadi dan keimanan kita. Dalam hal ini, hati sangat mendominasi. Kalau hati kita baik, maka yang keluar dari lisan kita, tindak tanduk kita adalah sesuatu yang baik. Juga sebaliknya, kalau hati kita dipenuhi dengan hasad dan kedengkian atau segala macam yang mengotori hati, maka yang keluar adalah kata-kata dan tindak tanduk maksiat. 
Macam-macam kalimat thayyibah ada 14 macam, diantaranya: Basmallah, Taawudz, Takbir, Tasbih, Tahlil, Tarji’/Istirja’, Istighfar, Insya Allah, Hauqalah, Tahmid/Hamdalah, Hasbalah, Taqdis, Tasymit, dan Masya Allah.  Kalimat thayyibah memiliki manfaat bagi orang yang mengucapkannya, yakni dapat menghapus dosa, mengangkat derajat, terhindar dari neraka, membuka pintu surga, memberatkan amal baik dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer